Para ilmuwan telah menemukan sebuah gua kuno yang dikenal sebagai "pintu gerbang menuju neraka," atau Gerbang Pluto, yang digambarkan sebagai pintu gerbang ke neraka dalam mitologi Yunani-Romawi.
Arkeolog Italia mengumumkan penemuan gua tersebut setelah menggali di sekitar barat daya Turki, sebagaimana dilaporkan Discovery News.
"Ruang ini penuh dengan uap yang sangat berkabut dan padat dimana seorang jarang-jarang bisa melihat tanah. Setiap hewan yang melintas di dalamnya akan mati dengan seketika, "tulis ahli geograpi Yunani, Strabo yang hidup sekitar sekitar 64 SM-24 AD, menurut Discovery.
"Saya melemparkan burung pipit dan mereka segera menghembuskan nafas terakhir mereka dan jatuh," tambahnya.
Cicero, sejarawan terkenal, juga membuat referensi tentang gua tersebut, yang ternyata terletak di kota kuno Hierapolis.
Arkeolog Italia Francesco D"Andria mengatakan ia telah menyelidiki Hierapolis selama bertahun-tahun. Dia mengatakan bahwa timnya menemukan gua itu"dengan merekonstruksi rute dari mata air panas."
D"Andria mengatakan ia dapat menemukan reruntuhan tangga, kolam renang, dan kuil di dalam.
"Kita bisa melihat sifat mematikan gua selama penggalian," katanya. "Beberapa burung mati ketika mereka mencoba untuk mendekati lubang keluar yang hangat, langsung dibunuh oleh asap karbon dioksida."
Dia menambahkan: "Orang-orang bisa menonton ritual suci dari tangga-tangga ini, tetapi mereka tidak bisa sampai ke daerah dekat lubang keluar. Hanya pendeta yang bisa berdiri di depan pintu gerbang, "menurut Discovery.
Pada abad ke-6, orang-orang Kristen awal menghancurkan Gerbang Pluto. Gempa bumi berikutnya juga mungkin telah ikut menyebabkan kerusakannya.
Berita ANSA melaporkan bahwa D"Andria mengatakan ia mendengar tentang Gerbang Pluto setelah ia mempelajari "sangat banyak literatur" dari berbagai periode waktu.
"Menurut cerita para wisatawan pada zaman itu, kerbau dikorbankan untuk Pluto sebelum ziarah ke Plutonium tersebut. Hewan-hewan dibawa oleh pendeta ke pintu masuk gua ke asap berbau busuk muncul, menyebabkan mereka mati lemas, " tulis ANSA. (Epoch Times/dia)