Kisah Nyata - Camara...Camara... (saudaraku-saudaraku) Indo. Itulah teriakan anak-anak Kongole menyapa prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Zeni TNI Kontingen Garuda XX-I/Monusco saat berjumpa disepanjang jalan yang akan berangkat ke tempat tugas ataupun yang mereka jumpai di tempat lain.
Sapaan Camara Indo salah satu bahasa daerah Linggala yang ada di Kongo yang berarti Saudaraku Indonesia, acap kali didengar bila bertemu dengan mereka dan bagaikan alunan nyanyian yang sudah tidak asing lagi ditelinga prajurit TNI di Kongo.
Dengan berteriak keras dan berulang-ulang sambil menengadahkan telapak tangannya dan memegang perut, bocah-bocah tersebut menanti dan berharap akan mendapat perhatian dan didengar oleh prajurit TNI, sehingga secercah harapan untuk memperoleh sepotong biskuit ataupun sebungkus nasi maupun jenis makanan lainnya akan mereka dapatkan dari para prajurit TNI. Pemandangan semacam ini hampir setiap hari dijumpai, baik bagi prajurit TNI yang berada di Base Camp Dungu Bumi Nusantara maupun di TOB (Temporary Operation Base) di Kiliwa Bumi Diponegoro.
Waktu sembilan tahun sejak Kontingen XX-A tahun 2003 sampai tahun 2012 rupanya tidak sulit bagi anak-anak maupun masyarakat Kongo untuk mengenal dan membedakan antara prajurit TNI dan pasukan dari kontingen negara lain, buktinya tidak pernah mereka salah sapa sekalipun kami (prajurit TNI) ada disepanjang jalan yang dilewati menggunakan kendaraan padahal secara pribadi kami tidak saling mengenal.
Sapaan Garuda atau Indo-friend/Indonesia sahabat, sapaan dari orang-orang Kongole yang sudah dewasa sambil mengacungkan jempol selalu kita dengar dan kita lihat. Walaupun secara emosional prajurit TNI merasa dekat dan diterima di kalangan masyarakat setempat, hal itu tidak mengurangi kewaspadaaan bagi prajurit TNI yang bertugas di sana dengan selalu mengikuti prosedur pengamanan yang telah ditetapkan oleh UN maupun prosedur pangamanan yang diberlakukan Satgas sendiri.
Authentikasi: Perwira Penerangan Konga XX-I/Monusco, Lettu Cku Sulikan